Panelis menjelaskan bahwa untuk menulis yang pertama-tama adalah hindari kebingungan mengenai apa yang mau ditulis. Caranya adalah Tulislah yang ingin kita tulis, Tulislah yang kita ketahui, tulislah apa yang yang dimintai orang untuk kita tulis.
Tanamkan jangan ada rasa kekhawatiran bahwa tulisan Kita jelek. Tulisan jelek itu lebih baik dituliskan ketimbang tulisan jelek itu tidak pernah ditulis. Dengan kata lain beruntung tulisan jelek itu pernah ditulis dan dibukukan sehingga orang lain sempat membaca tulisan jelek kita. Sehingga kita dapat berkata anda memiliki tulisan yang bagus tetapi tidak pernah dapat saya baca tetapi saya memiliki tulisan saya yang jelek tetapi sudah dapat tanda baca titik kalimat ini menyiratkan bahwa jangan khawatir dengan masalah kualitas. Kelak dengan seringnya menulis maka dengan sendirinya tulisan yang jelek perlahan-lahan akan menjadi lebih baik karena mendapatkan banyak kritikan salah satunya dari orang yang tidak menulis karena merasa dirinya sudah mampu menulis dengan baik.
Penjelasan tersebut membuat saya tersenyum. Panelis ini amat sangat semangat Memberikan motivasi kepada semua orang agar mau menulis. Panelis ini meyakinkan bahwa tidak usah khawatir tidak usah memikirkan apapun ketika mau menulis.
Panelis memberitahukan rahasia keberhasilannya menulis 13 buku. Rahasianya adalah dia menulis setiap hari dan dia membaca setiap hari. paling tidak dia menyediakan waktu sebanyak 15 menit sehari untuk membaca. dia tidak menghiraukan omongan omongan orang mengenai tulisannya jelek atau bagus. Dia terus saja menulis, sehingga dia banyak menghasilkan karya. Setelah dia banyak menghasilkan karya, pintu-pintu keajaiban terbuka. dia mendapatkan kesempatan untuk diwawancarai di televisi mengenai menulis. Dan dia mendapat gelar tambahan yaitu guru penulis.
No comments:
Post a Comment