Kosim memandang istrinya yang menurutnya pun memang tidak membangkitkan kebanggaan bagi kelelakiannya. Istrinya picak. Sebuah kecacatan mencolok yang dapat dengan segera mengundang cibiran. Kosim sangat senang memiliki istri picak. Beberapa keuntungan yang menyenangkan dirinya membuatnya tidak terlalu mempermasalahkan urusan kekurangan pada mata istrinya.
Dia dapat sesuka hati meminta apapun pada istrinya. Menghardik pun, dia merasa tak sungkan, bahkan dia tidak perlu memilih kata-kata yang manusiawi untuknya. Istrinya, Saripah, menerima apapun yang diberikannya termasuk hardikan.
No comments:
Post a Comment