Thursday, August 3, 2017

Hari Ke-13

Seharusnya saya bertemu dengan siswa saya pagi ini. Saya telah berniat akan tanpa henti membahas Pembawa Mayat dan membantu memahamkan makna implisit yang disembunyikan penulis. Dengan cara ini diharapkan siswa saya mendapatkan cara pandang baru terhadap bacaan non pelajaran, seperti misalnya cerita pendek. Diharapkan pula mereka nantinya bersedia membaca teks jenis apapun, tanpa memandang teks akademis, non akademis, fiksi, non fiksi. Banyak yang ingin saya bagi kepada siswa saya karena mereka adalah orang yang menggantikan saya nanti di masa datang.
Semua keinginan itu terpaksa saya tunda, saya harus melaksanakan tanggung jawab lain yang juga nantinya secara tidak langsung akan berguna bagi siswa saya. Mendapatkan ilmu cara menulis ilmiah, sangat membantu saya nantinya untuk dapat mencontohkan kepada siswa saya bagaimana cara menulis dan mendapatkan keuntungan finasial dari menulis. Melihat adanya manfaat bagi siswa saya, maka saya bismillah memulai hari ini melaksanakan tanggung jawab di tempat yang jauh dari siswa saya. Saya belajar pada saat siswa saya juga belajar.
Saya belajar melalui pelatihan singkat. Pelatihan bagi guru yang ditujukan untuk memberikan kesempatan kepadanya untuk melakukan pengembangan profesinya tanpa henti atau bahasa kerennya continues professional development. Pelatihan penulisan ilmiah dan karya inovatif membekali para guru untuk dapat berkarya dan bersilaturahmi secara akademik melalui tulisan populer, tulisan ilmiah, tinjauan ilmiah, atau laporan karya inovatif. Tentu istilah-istilah karya tulis ilmiah ini terdengar pelik. Penyaji menyatakan bahwa menulis ilmiah tidaklah pelik. Beliau menjelaskan bahwa semuanya menjadi mudah karena adanya bantuan teknologi.
Penyaji menjelaskan bahwa pada masa ini, karya-karya dapat dengan mudah dibuat. Sebagai sumber inspirasi, beliau mengatakan, saat ini banyak sekali karya-karya orang lain yang dimuat secara online. Baca sebanyak-banyaknya karya orang dan mulailah membuat karya sendiri. Menurut beliau, bagi dosen, hampir setiap bulan mereka dituntut untuk menghasilkan jurnal. Dosen dan guru sama dari unsur profesionalnya sebagai pendidik. Tidak salah jika guru juga dituntut sama seperti para dosen dalam hal menghasilkan karya tulis.
Penjelasan dari penyaji sesungguhnya sangat membantu guru, sebagai peserta pelatihan, untuk mulai mensejajarkan dirinya secara profesional dengan dosen. Pun, mendorong para guru untuk mulai percaya diri berbagi karya tulis. Kenyataannya tidak demikian, sebagian peserta masih merasa canggung untuk berbagi buah pikirnya pada media masa seperti koran. Mereka menyebutkan bahwa menulis pada koran lebih sulit daripada menulis jurnal. Tentu saja pendapat ini tidak dapat dijadikan hukum. Bisa saja yang menyebut sulit karena belum lagi mencoba sudah menyerah dan tidak mengirim tulisannya.

Penyaji berikutnya menjelaskan mengenai Jurnal dan tata cara penulisan untuk jurnal. Saya seperti dibawa kembali ke masa kuliah. Kembali istilah sitasi, similariti, plagiasi muncul. Kembali pula terbayang susah payahnya menulis jurnal sehingga dapat dimuat pada buku prosiding. Jerih dan payah untuk dapat menulis sebuah karya yang terkait dengan pendidikan terasa sangat berat pada posisi sebagai mahasiswa. Mahasiswa dengan kebanggaan bahwa dirinya memiliki banyak pengetahuan mengenai bidang yang sedang dipelajarinya. Padahal sesungguhnya semakin merasa banyak tahu, sesungguhnya dia tidak tahu banyak.

Kegiatan berakhir, dan penutupan pun tiba. Saya memutuskan untuk pulang malam itu juga. Peserta pelatihan lain memilih pulang pagi hari karena mereka berasal dari luar Jawa. Saya pulang dijemput melewati Puncak. Di luar dugaan, perjalanan Jalarta-Cianjur lebih lama ketimbang ketika saya berangkat. Perjalanan selama 8 jam untuk menempuh jarak 130km. Jalan Puncak dalam perbaikan. Mobil pengguna jalan diberi waktu lewat dengan sistem tutup buka. Perjalanan yang terasa lebih melelahkan dari yang seharusnya.


Subuh pukul 4 saya baru tiba di rumah. Tidak sempat saya meluruskan punggung, subuh sudah dekat. Perjalanan pelatihan yang penuh pelajaran. Semoga saya bisa membuat rencana tindak lanjut yang realistis sehingga pelatihan yang diikuti menjadi ayah-ibu kandung dan berbuah banyak karya.  

No comments:

Post a Comment