Tuesday, August 15, 2017

Selasa, 15 Agustus 2017

  Cianjur agak sejuk, semalam diguyur hujan. Pagi ini, Excel, anak saya berangkat sendiri ke sekolahnya. Dia kembali memakai sepeda sebagai alat transportasi versi dirinya. Excel menganggap angkot melelahkan. Selalu ngetem atau nunggu lama, gerah, ada penumpang yang merokok, dan hal-hal lain yang tidak diharapkan seperti copet.

Saya akan membicarakan Excel sebentar. Excel satu-satunya siswa SD yang menggunakan sepeda ketika pergi dan pulang sekolah. Dia dilatih selama 3 hari agar dapat menjadi pengguna jalan yang tidak membahayakan dirinya juga pengguna jalan yang lain. Sejak kelas 4 SD menggunakan sepeda. Dia dikenal sebagai anak pengguna sepeda. Sekarang dia masuk SMP kelas 1, dan masih melanjutkan bersepeda atas keinginannya sendiri. Bagi saya, sebagai orang tua menjadi suatu kebanggaan.

Bersepeda menjadi kebanggaan karena anak menunjukkan keberanian dalam berkendaraan di jalan raya, menunjukkan kemampuan menjadi pengguna jalan yang dewasa. Hal lain, bersepeda tidak menyumbang polusi.  Terakhir, secara perlahan menyumbang pada kesehatan badan dan mental.

Back to our bussiness.  Selasa, kata peneliti adalah hari yang paling produktif  karena telah lepas dari l hate Monday. Hari yang paling malas, kabarnya Jumat karena dekat ke weekend. Saya merasakan spirit yang sama dengan hari Senin.  Lelah. Saya tidak mencari kambing hitam bahwa full day school penyebabnya. Hanya saja, setelah full day school,  selalu saja terasa lelah.  Akibatnya, kelelahan. Ketika kelelahan muncul,  saya malah tidak bisa tidur.  Sering saya baru bisa tidur pukul 11 atau 12an. Pukul 2 pagi sudah bangun dan tidak bisa tidur lagi sampai nanti pukul 11an malam. Terlalu lama bangun.

Berbicara full day school, seorang siswa dari kelas 12 MIPA 1 menghampiri saya. Dia mengatakan  dia telah mengirim dua video via LINE.  Katanya untuk mengabarkan kepada guri bahwa kurikulum 2013 tidak seduai dengan kebutuhan siswa. Misalnya penerapan full day school, menimbulkan lebih banyak kesulitan bagi anak, seperti dirinya, ketimbang manfaat. Saya manggut-manggut saja sambil memikirkan video apa yang dikirmnya. Seingat saya, saya belum add siswa ini di LINE saya.

Dia menunjukkan bahwa dia telah mengirim video. Salah ID ternyata. Akhirnya saya minta agar dikirim ulang.  Saya tidak sempat memeriksa apakah dia mengirim atau tidak, saya harus mengajar kelas lainnya.

Saat mengajar kelas 11, praktik berbicara. Siswa diminta menceritakan pengalamannya berbagi saran atau rekomendasi. Mereka berbagi saran rata-rata kepada temannya atau saudaranya. Hampir semuanya menceritakan saran terkait move on. Hanya satu dua yang berbeda, yakni milih lbu atau ayah karena bercerai, milih kursus, dan jangan takut sekolah.

Hal yang menarik perhatian saya ketika siswa berpraktik berbicara  (bahasa Inggris) adalah urusan pilihan kata. Ada siswa yang sedikit fasih berbahasa lnggris dan innalillahi dia berbicara kasar sekali. Berulang-ulang menggunakan kata God damn, what a fuck, dan kata-kata tak pantas lainnya dengan alasan dia sedang menceritakan ulang dia memberikan saran kepada saudaranya jadi bahasanya kasar.

Fenomena penggunaan bahasa kasar dalam bahasa asing sedikit mengejutkan saya. Siswa dengan akses sangat sedikit pada komunikasi lisan langsung dengan native atau pengguna bahasa lbu, menunjukkan kemampuan berbahasa kasar yang di luar dugaan. Dia mengaku meniru bagaimana aktor-aktor film barat  berbicara. Saya terkejut. Jangan-jangan salah saya. Dulu saya pernah menyarankan bahwa salah satu cara belajar bahasa lnggris melalui mengimitasi apa yang dikatakan di film.  Saya sedikit lega karena dia mengatakan bahwa dia mencontoh film-film dan video-video di youtube. Saya menyarankan kepada siswa menonton film anak-anak yang pengucapannya jelas seperti dalam film Strawbery shortcake. 

Seusai semua praktik,  saya menyampaikan ketidaksetujuan penggunaan bahasa kasar di manapun, apalagi di sekolah. Saya sampaikan kepada siswa bahwa pilihlah  bahasa yang sopan  yang menunjukkan  bahwa kita orang terdidik.

Ketika hendak pulang saya dikabari bahwa salah satu guru yang selama ini jadi guru induksi saya diterima kuliah S2 di UNJ dan mulai kuliah tanggal 5 September.  Sebuah kabar gembira.  Rizkinya di UNJ bukan di UPI seperti harapannya. Semoga sukses. 

No comments:

Post a Comment