Tuesday, July 7, 2020

Atas Nama Impian

Tanti bangun dari tidurnya dengan kepala sedikit pusing. Beberapa hari ini kegiatan yang harus dilaksanakannya begitu padat, membuat dirinya harus selalu bangun lebih awal dan tidur lebih lambat. Kataku nanti dalam mempelajari hal-hal yang terkait dengan administrasi sekolah, teknologi-teknologi yang terkait dengan sekolah, dan meningkatkan pengetahuan terkait dengan kondisi yang sedang berlangsung saat ini di sekolah, membuatnya memiliki pengetahuan sedikit lebih banyak dari teman-teman guru lainnya.

Beberapa bulan sebelumnya Dia sangat tekun mengikuti kegiatan-kegiatan webinar Suminar, dan pertemuan-pertemuan virtual lainnya yang membuatnya mendapatkan pengetahuan yang dipandang cukup untuk dirinya ketika harus menjalankan sekolah daring. Tanti sendiripun tidak menduga jika seluruh kegiatannya tersebut kelak akan membantunya untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari kegiatan kegiatan yang dilakukannya, dengan peran sebagai penyaji.

Sejak tanggal 30 juni sampai dengan tanggal 10 Juli Tanti terus-menerus memberikan pelatihan terkait Bagaimana merencanakan pembelajaran, mengubah rencana pembelajaran menjadi pembelajaran secara online dan memberikan bimbingan Bagaimana menjelang gerakan kelas online. Kepalanya selalu terasa berdenyut berat tubuhnya terasa sakit-sakit, dan pikirannya terasa berat juga.
Dia berharap telah mendapatkan waktu yang longgar. telah lama dia berjuang terus-menerus seperti itu semenjak dia bekerja sebagai seorang guru. Sejak saat itu dia tanpa henti terus belajar. belajar yang terberat baginya adalah belajar untuk menjadi seorang tulang punggung keluarga yang menghidupi suami dan kedua anaknya.
Tentu Tanti tidak pernah mengetahui bahwa kalau menikah itu artinya dia harus menghidupi keluarga. bukan dihidupi oleh keluarga. Dia belum pernah menerima posisi sebagai istri yang cukup menerima uang bulanan dari suaminya. Atau menerima penyerahan uang dari suaminya untuk dikelola untuk menghidupi keluarga. Sebaliknya dia melakukan hal yang harus dilakukan oleh suaminya. Setiap saat dia bekerja keras dan menghidupi suaminya. Lebih parah lagi sekarang suaminya telah menggadaikan seluruh uangnya sampai dia pensiun. Tetapi setiap hari dia masih meminta agar suaminya diberi uang untuk kebutuhan sehari-hari. Sebuah kontradiksi kehidupan rumah tangga yang tidak diketahui oleh orang luar. Seperti sebuah film. di sana diceritakan bahwa sebuah keluarga terlihat begitu indah dan harmonis, Padahal di dalamnya sangat menyedihkan dan sangat memprihatinkan. Si istri sangat mencintai suaminya. Dan suaminya juga sangat mencintai istrinya. Mereka memiliki 2 anak yang cantik dan tampan. Rumah tangga mereka dipandang sebagai sebuah rumah tangga yang paling ideal di lingkungannya. Padahal sesungguhnya tidak seperti itu. Suaminya seorang lelaki yang ringan tangan, yang sangat senang menyakiti istrinya secara fisik. Bahkan tindakan kejamnya kadang-kadang membahayakan nyawa istrinya sendiri. Hal tersebut menjadi ganjalan dalam rumah tangganya. Si istrinya tidak bisa berpisah dari suaminya karena dia sangat mencintai suaminya. Tetapi ketika dia memikirkan tentang kekejaman yang dilakukan oleh suaminya, dia memikirkan Bagaimana Bahagia itu bisa diraih tanpa ada kekejaman di dalam rumah tangganya. Konflik yang dialami oleh rumah tangga di atas dalam bentuk lain, dialami oleh Tanti. Dimana kekejaman yang harus dilaluinya adalah menghidupi suaminya seumur hidupnya, kecuali Tanti bercerai dari suaminya.

Tanti sudah sangat mengetahui dengan baik bahwa dia tidak akan bisa bercerai dari suaminya. Berkali-kali suaminya berkata bahwa dia tidak akan menceraikan kecuali mati.

Menyadari kondisi rumahtangganya yang begitu, nanti mencoba menjalani kehidupan sebaik yang dia mampu. Dia terus belajar agar dapat meningkatkan kemampuan dirinya sehingga banyak dibutuhkan oleh guru-guru lain. Dan itu ternyata berhasil. Beberapa sekolah membutuhkan bimbingannya untuk menghadapi pembelajaran dimasa pandemic.

Di satu sisi Tanti bisa memberikan bantuan bimbingan kepada guru-guru lain. Di Sisi Lainnya, Tanti kesulitan ketika akan memberikan bantuan kepada guru-guru lain tersebut disebabkan Dia tidak memiliki kendaraan. Sebuah motor Vario yang menjadi miliknya yang telah dibelinya sejak 11 tahun yang lalu, tidak memungkinkannya untuk memakainya kesana kesini karena motornya sudah uzur. Belum lagi jika mengendarai motor, bepergian ke tempat Jauh tentulah tidak memungkinkan. Jika naik motor ketika cuaca lagi baik, tentu tidak menjadi masalah, tetapi ketika cuaca sedang tidak baik Misalnya hujan, maka perjalanan menjadi sangat berat, bahkan terlalu berat untuk dilalui seorang perempuan yang umurnya hampir menjelang pensiun. Karena keadaan tersebut Tanti bermimpi untuk membeli sebuah mobil. Mobil kecil yang bisa mengantarnya ke mana-mana di lingkungan provinsi nya sendiri titik sehingga dia tidak perlu kehujanan dan kepanasan ketika pergi dan pulang dari memberikan pelatihan-pelatihan.

Hari Selasa Tanti memaksakan diri bangun dari tidurnya dengan kepala yang berat menuju sebuah tempat penjualan mobil. Kemudian dia berdiskusi dengan penjual mobil dan mengatakan bahwa dia hanya memiliki uang sebanyak 35jt saja untuk uang muka mobil. Penjual mobil mengatakan bisa saja dia mendapatkan uang dengan uang muka yang dia miliki sekarang titik tapi Tanti harus menebusnya untuk 5 tahun kedepan dengan bayaran sekitar 5 juta perbulan. sebuah hitung-hitungan pembayaran yang diluar kemampuannya untuk dapat dia bayar.
Nanti percaya bahwa Tuhan Maha Pemurah dan Maha Pengasih. Dengan tanpa memikirkan efek Apa yang akan terjadi di masa datang, dalam arti Apakah dia mampu membayar atau tidak, Tanti menekan kontrak untuk menyuci mobil Dalam waktu 5 tahun ke depan.

Memiliki mobil impian tidak hanya untuk gaya-gayaan titik Tanti betul-betul memerlukannya untuk dapat menghidupi keluarganya. Dia membutuhkan mobil itu sekarang karena dia tidak mampu lagi bepergian dengan menggunakan motor saja. Tubuhnya yang sudah tua tidak mampu lagi diterpa angin dan ditimpa hujan ketika berpergian ke tempat-tempat yang jauh.

Tanti berdoa agar dia mendapatkan uang tambahan sehingga uang muka yang dimilikinya mencukupi sampai 50 juta. sehingga tidak harus membayar cicilan ke depan sebanyak 5 juta perbulan. dengan uang muka 50 juta dia dapat membayar cicilan lebih kecil yaitu sekitar 3 juta lima ratus ribu.
 karena uangnya belum cukup, hal yang dapat dilakukan adalah booking mobilnya terlebih dahulu titik Tanti dikabari bahwa mobilnya sudah bisa dipesan paling tidak selama 10 hari titik sebelumnya nanti akan ada orang yang akan mensurvei ke rumahnya. Untuk memastikan bahwa dia memiliki tempat tinggal dan dapat ditagih Kalau mungkin terjadi kemacetan pembayaran.

No comments:

Post a Comment