Sunday, July 12, 2020

Masih Kisruh Peer Review

Pengisian peer review ternyata masih menjadi topik hangat di kalangan para guru. Sampai hari ini, minggu, 12 Juli 2020, grup-grup para guru masih membahas bagaimana mereka kelelahan mengisi Peer review.
Akhirnya mereka mengisi dengan tujuan untuk bisa dikirim. Tujuan ini memang sangat mendasar, karena jika dikerjakan tetapi tidak dapat dikirimkan, guru tersebut tercatat sebagai orang yang belum mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan secara sendiri. Permasalahan ketika tidak dapat dikirim ternyata atas sistem mengatakan simpangan baku tidak 1,1.

Beberapa orang guru matematika akhirnya turun tangan, dia memberikan saran bagaimana agar isinya bisa simpangannya 1,1 titik maka dibuatkannya lah kunci jawaban.
 Dari kunci jawaban di atas maka para guru dapat mengisi dengan simpangan baku 1.1 titik pengisian seperti ini Tentu saja tidak mewakili kinerja ataupun gambaran karakter orang yang sedang di nilai. ini merupakan penilaian yang betul-betul hanya memenuhi tuntutan agar dapat diunggah saja. Apakah hal ini ada manfaatnya bagi pihak pengumpul data tersebut? Mungkin ada salah satunya adalah terdapat nama-nama yang mengirimkan data. namun diperoleh juga data yang nilainya variatif yang dipandang mewakili kinerja para pegawai.

Keluhan kebingungan mengisi peer review, mengganggu pikiran para guru. Sehingga mereka saling bertukar pengalaman mengisi review yang menurutnya amat sangat pahit dan sangat tidak masuk akal.
 mengisi trk bagi para ibu tentu menjadi masalah, mereka sudah mencoba mengisinya tetapi karena tidak berhasil akhirnya mengganggu pekerjaan yang lainnya. Misalnya memasak. pertanyaan yang muncul dalam benak saya adalah Apakah selama ini penilaian yang diberikan oleh para guru untuk menilai teman-temannya sendiri dipandang tidak valid? Pemberian aturan simpangan baku 1,1 mengimplikasikan bahwa nilai-nilai yang dibuat oleh para guru yang biasanya pada angka 9 dan 10 atau paling kecil 8, sesekali 7 itu dipandang tidak mewakili penilaian yang yang layak dan handal.

Memang agak sulit untuk menilai karakter seperti integritas, tanggungjawab, pekerja keras. Jika yang dinilainya adalah kinerja dengan menggunakan indikator tentu lebih mudah. Misalnya menilai merancang pelaksanaan pembelajaran, indikator yang dibutuhkannya misalnya memiliki silabus, silabusnya dengan ciri a-b-c-d sehingga dengan begitu urut dapat centang sesuai dengan indikator-indikator yang diberikan.
Mudah-mudahan ke depan trk merevisi atau meninjau ulang aspek-aspek apa yang akan dinilai dari para pegawai di Jawa Barat.

No comments:

Post a Comment