Sunday, July 19, 2020

Semenisasi jalan hari ke-3

Siang dan malam para pegawai penyemaian jalan itu tidak pernah berhenti bekerja. Suara Deru mesin penggiling semen yang dicampur kan dengan batu-batu Koral tidak pernah berhenti.

Saya menganggapnya sebagai sebuah pembeda dari hari-hari monoton yang selama 3 bulan ini Terus dapat ditebak. bunyi Deru mesin seolah menggambarkan bahwa telah ada kehidupan di luar rumah. Para pegawai bekerja dengan sangat sungguh-sungguh. mereka tidur di lantai di rumah Dinas Pemakaman. Manusia-manusia pekerja yang memberikan saran anyaman untuk warga lainnya, ternyata dia tidur tergeletak di lantai beralaskan tanah. sebuah pemandangan yang sangat memprihatinkan titik saya memandangnya sebagai cara istirahat yang tidak manusiawi untuk orang-orang yang telah bekerja begitu keras setiap harinya. Tetapi saya tidak dapat berbuat apa-apa ko ma Mungkin itu bagian dari perjanjian mereka ketika mereka bersedia bekerja menjadi penyemen Jalan. Salah satu ketersediaannya adalah sanggup tidur beralaskan tanah di pinggir jalan atau di rumah yang ada di dekat Jalan yang sedang mereka kerjakan. Apakah mereka makan, apakah mereka minum, apakah mereka bisa pipis? Saya tidak tahu.
Jalan yang mereka semen terlihat begitu rapih. Rapi karena belum ada apapun yang melintas nya selain dari diri mereka sendiri. Saya membayangkan jalan yang begitu mulus ini akan retak dalam waktu kurang dari seminggu. Pada jalan kecil ini selalu lewat truk-truk besar yang membawa muatan berton-ton kayu, batu, pasir. Truk besar tersebut tentu saja dapat merusak jalan yang dibuat dari semen yang hanya selesai dalam waktu beberapa hari saja. Dalam kasus ini hanya 3 hari.

Mungkin pemerintah harus memikirkan aturan kekerasan Jalan, luas jalan dan daya tahan jalan sehingga tidak harus terus-terusan dilakukan penyemenan, penyemenan, dan penyemenan lagi.  truk-truk harus memiliki wilayah yang mana yang boleh dilewati ketika dia bermuatan puluhan ton.

No comments:

Post a Comment