Friday, May 25, 2018

Pertemuan 2 KCD

Rapat Koordinasi
KCD,  25 Mei 2018

Materi 1
Kepala KCD, Deden
Penguatan Satuan Pendidikan Ramah Anak
1. Peningkatan dan Penguatan SNP
2. Struktur Kurikulum yang dinamis di sekolah
3. Penjadwalan akademik di sekolah
4. Intra, ko dan ekstrakurikuler
5. Pendidikan karakter
6. Literasi
7. Pembelajaran kompetensi abad 21.

ASN masuk tanggal 25 Juni 2018, jangan libur terlalu lama.gunakan waktu untuk persiapan administrasi. Sebelum tanggal 16 KTSP telah ditandatangi KCD.
Hari pertama sekolah  tanggal 16 Juli langsung efektif belajar.
Setiap hari ada pengumuman anak juara/ terbaik/tersopan hari ini.

Filosofi layanan pendidikan di sekolah
Sekolah berperan sebagai transformasi yang menerima input berupa siswa supaa: kompetensi, mampu,  punya motivasi, terampil, dan mandiri. Siswa SMA selesai sekolah: kuliah, bekerja,  dan melanjutkan.  Siswa SMK: bekerja, melanjutkan,  wirausaha.
Tugas sekolah menelusuri lulusan.
Kelemahan yang dialami siswa: kemampuan negosiasi rendah.

Fungsi TPP menengah dan khusus
1. Memenuhi kebutuhan peningkatan mutu pendidikan dengan gerakan mutu sekolah melalui IHT, training activities, regional networking,  action research activity, training toole, developing modules,  resource materials in curriculum policy.

Tata kelola: KCD, MGMP,  MKKS, MKPS semuanya didiskusikan di satuan tugas/ TPP, Satgas sekolah dibawah pengawasan Pengawas.

Formulasi satgas
1. Bahan kebijakan dan regulasi
2. Pengembangan program
3. Pelaksanaan kegiatan
4. Monitoring dan evaluasi program

Tata kelola manajerial
1. Penetapan SK oleh Kepala Cabang
2. Pengukuhan  Satgas/TIM
3. Agenda pertemuan
4. Pembahasan  isu-isu  terkini
5. Partisipasi kegiatan.

Materi 2 Rahmat Hidayat
29 Juni 2018 penyerahan jadwal
13 juli penyerahan KTSP ke KCD

Tanggapan KCD
Kandidat harua diserahkan pada agustus yang dilakukan oleh pengawas.

Tanya jawab
Badriah
1. Kegiatan berkesinambungan  perencanaan,  pelaksanaan dan evaluasi
2. Kegiatan terkait kebutuhan naik pangkat
3. Jurnal KCD
4  Penguatan kemampuan menulis soal, diantaranya USBN

Rahmat
Hari MGMP ditetapkan pada saat pertemuan  tg 30 Mei

Deden
Lomba khusus cabang dinas: bahan ajar, media, alat pembelajaran, RPP, mengajar team teaching, porseni guru.
Best practice KS
Rancang lomba yang bisa melibatkan guru.

Jajang
Jadwal  MGMP  di Cianjur  sudah ada yang dikuatkan oleh MKKS
Apakah ketua MGMP  harus melaporkan keaktifan  anggota?
Lomba debat bergabung di Galaksi dilaksanakan oleh berbagai bidang ilmu,  jadi kurang fair.
Diharapkan penetapan datang dari KCD agar KS siap bersedia aktif dalam lomba.

Deden
MGMP,  MKKS, MKPS bagian yang menerima urusan PKB guru, menjadi mitra dari pemerintah.

Kasi yang menangani Pa Jajat.

Haruman
Kolaborasi program ke IHT, MKkS sudah memiliki  program. Masalah NUKS: manajerial,
Dana sumber BOS tidak tidak dapat  untuk transpor, perjadin. Biaya dari RAKS agar bisa dengan mudah didanai. Untuk  sekolah swasta bisa menggunakan dana hibah. KCD dapat menginstruksikan  untuk memasukkan ke RKAS.
 
Deden
Masukan pada IHT KS, jelaskan kegiatan menggunakan dana RKAS.
BPMU , sekarang  harus menjadi belanja langsung. Tahun 2019  dana dari provinsi dititipkan ke  KCD, sekolah mengajukan,  nanti KCD yang membelikan, menyediakan   sekolah tidak membelanjakan  karena tidak bisa KPA. Hibah di swasta untuk honor guru
Pengawas  harus juga IHT, manfaatkan tempat KCD untuk pertemuan  pengawas.

Jajang
Guru menambah pengalaman dengan ikut serta dalam kegiatan di Provinsi misalnya membuat modul, atau kegiatan lainnya.

Deden
Minta draft untuk SK TPP
Surat edaran segera masuk untuk segera diedarkan ke sekolah  dan pengawas.

Rahmat
IHT untuk pengawas SMA KBB 11, Cianjur  10.

Rabu 30 Mei Rakor KS sehari SMA 8-12 SMK 13-6 di KCD

31 Mei, 1 dan 2 Juni ToT MGMP di tempat yang sudah disepakati.
Penyaji berdasarkan asal daerah
Tetapkan hari MGMP
Pilih guru yang bisa menyampaikan di IHT melalui MGMP tanggal 2 samlai 6 Juni.
Guru yang hadir di MGMP menyetorkan hasil MGMP ke sekolah.

Materi ke MGMP (umum)
Analisis skl, silabus
PPK,
Literasi, 
Pembelajaran HOTS
Pembuatan soal USBN
Penyusunan bahan ajar
Penilaian
Penyusunan RPP

My task: share materi tentang MGMP

Thursday, May 24, 2018

Sunyi

Berhari-hari sakit tentulah tidak menyenangkan. Apalagi jika ketika pada saat tubuh berdenyut melawan penyakit, bagian dari keluargamu berteriak meminta pinjam uang jutaan untuk mengejar mimpinya. Bagian keluarga yang lain menghiba meminta tanggung jawabmu sebagai orangtua. 

Kamu akan mengerti komplikasi itu ketika kepalamu terasa menanggung ribuan kilo di ubun-ubunnya dan punggungmu terasa tertusuk pemecah es dari ujung satu ke ujung lainnya, tanganmu terasa nyeri tak terhingga melengkapi semua nyeri pada fisik lainnya.

Tentu kamu tidak akan mendengar aku berkata bahwa aku sakit ketika ditanya apa kabar atau kenapa. Aku akan berkata alhamdulilah baik, dan menuju sehat. Jawaban yang benar-benar mengisi void kesantunan sosial.

Aku menjadi merasa sunyi dengan hingar bingar dunia. Aku sendirian menyapa lukaku. Aku dalam diam berkomunikasi dengan semua nyeri. Sisi ringkihku membuat kamu tidak akan percaya bahwa aku ingin menangis setiap kali harus kuterima tawa tertahan ketika merek melihat mukaku.

Usia yang setengah  mungkin menyebabkan pemiliknya merasa sunyi. Aku mulai enggan banyak bicara untuk mewakili apapun. Rasanya sudah banyak yang telah dibicarakan,  malah jafi merasa khawatir salah ucap. Dalam beberapa hari terakhir ini, aku melihat kebodahan-kebodohan, salah-omong, hal memalukan, dan segala yang buruk yang telah kulakukan. Aku hanya bisa menyesalinya dan menanyai diri sendiri mengapa bisa sealpa itu. Tapi itu audah terjadi, dan tidak bisa diulang diperbaiki. Semakin banyak kesalahan masa lalu yang kembali membayang, semakin malu rasanya menanggung diri sendiri.

Sunyi rasanya di dalam diri. Senyap. Aku tidak merasa berbicara pada siapapun, tidak juga pada diriku sendiri. Secara fisik,  aku memang tidak membuka mulut. Mereka yang dekat dengankupun sepertinya enggan memulai percakapan, mungkin canggung dengan perbanku. Entahlah.

Apakah orang lain dalam usia setengah abad mengalami dan merasakan hal yang sama? Misalnya memikirkan kematian yang seolah telah dekat. Ataukah mereka bahagia-bahagia saja karena mereka telah mendapatkan apa yang dicarinya.

Tes itu urusan kecerdikan

Melihat siswa berkerut-kerut alis ketika mengerjakan soal,  mengingatkanku pada waktu dulu ketika ujian statistik. Mata kuliah yang paling ditakuti karena kemampuan numerikku tidak bagus. Pada saat pengumuman bahwa ujian semuanya esay berupa menjawab soal-soal yang harus dianalisis terlebih dahulu baru bisa hitung-hitungan statistiknya. Jika tak paham apa yang ditanyakan,  otomatis semus rumus ( yang dipaksa hafal) tidak berguna.

Kabar bahwa ujian esay, itu jadi kabar buruk. Esay. Ngitung. Tidak pintar numerik. Semuanya membuat waktu sebelum ujian, seharusnya bisa tidur, malah diisi mimpi seolah sedang ikut ujian, dan pada saat ujian, pensilnya patah, terus diterjang hujan, dan tiba-tiba melihat kucing akan mencakar. Sungguh tidur yang penuh dengan tekanan bawah alam sadar, dimana mimpi merenggut masa pemulihan dengan rentetan mimpi yang sama sekali tidak bisa membuat pas bangun terasa segar.  Nightmare.

Kesadaran bahwa kemampuan  numerik tidak memadai untuk menghitung standar deviasi tanpa kerut-kerut alis, membuat saya sebagai peserta ujian merasa diuntungkan dengan tawaran pilihan menjawab soal. Dalam hal ini,  penguji memiliki kecerdikan untuk menggali kemampuan peserta ujian. Soal yang diberikan ada 10. Pada bagian petunjuk disebutkan bahwa peserta ujian hanya mengerjakan 5 soal, dan setiap soal bobotnya sama, yakni 20.

Waktu yang diberikan 120 menit, artinya satu soal harus bisa selesai dikerjakan dalam 24 menit. Soal yang diberikan sepertinya disusun bertahap dari mudah, ke sedang, dan sukar. Soal kelompok mudah, dengan kelompok lainnnya diatur agar masa pengerjaan waktunya jadi relatif sama. Misalnya pada soal mudah, hanya meminta menentukan standar deviasi,  tapi yang dikerjakan ada 5 varian. Soal sukar, hanya satu saja, tapi memerlukan waktu yang kurang lebih sama dengan menghitung standar deviasi yang ada 5 varian.

Ujian dengan jumlah soal 10 tapi hanya mengerjakan 5 saja, bagi saya,  peserta uijian, merasa diperlakukan istimewa oleh penguji karena boleh memilih soal mana yang mau dijawab. Seolah ada ruang untuk menentukan soal manapun yang sekiranya bisa dijawab.  Hal ini mendorong rasa percaya diri, dan jelas tidak ada pikiran menyontek,  lha wong soalnya milih sendiri, dan yang dipilih pasti yang bisa dikerjakan.

Hal kedua, penyajian soal dengan kadar penggunaan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal dalam waktu yang relatif sama, menyebabkan semua peserta ujian menggunakan waktu dengan efektif. Mengerjakan soal mudah, tidak berarti cabut dari kelas duluan, dan manas-manasin yang belum keluar terus bikin gugup yang masih di dalam kelas.

Terakhir, sebagai peserta ujian dengan kemampuan mematika biasa-biasa saja, memilih soal yang terjangkau otak lemot, merupakan kecerdasan pula. Memilih soal nomor-nomor awal yang berkomposisi mudah, memberikan waktu bagi otak lemot untuk memanfaatkan rumus yang sama, diulang sehingga seluruh varian soal selesai.

Mengerjakan soal esay menjadi sebuah pengalaman menarik ketika soal itu sendiri memberikan pelajaran tentang makna tes dan efeknya bagi pelaku tes.

Baru ngeuh

Hari ini hari ketiga memakan antibiotik yang membuat jantung deg-degan. Bukan karena antibiotiknya yang cantik akibat bungkusnya berwarna merah dan coatednya berwarna emas. Tapi karena kandungannya begitu tinggi sehingga membuat jantung terasa degupannya.

Ada hal menarik ketika jantung berdetak dengan pacu lebih keras dari biasanya. Aku bisa mendengar suara degup jantungku sendiri! Mungkin ini terdengar lucu, tapi begitulah. Merasakan dada berdetak kencang dan telinga mendengar suara degupnya, rasanya seperti masuk ke dunia berbeda. Di mana aku hanya berdua dengan suara jantungku.

Tidak mudah mendengar suara jantung sendiri walaupun jantung berada dalam tubuh. Jantung terasa kerjanya ketika dipalpasi pada tangan, di tempat aorta, mengangkut darah. Orang awam sepertiku, jarang merasakan kehadiran jantung. Pada saat jantung berdegup, barulah sadar, betapa aku diberi jantung yang sehat yang bereaksi ketika ada sesuatu yang dikirim ke biliknya.

Tubuh seseorang berbeda reaksinya terhadap kandungan kimia yang digelari obat. Demikian juga tubuhku. Pada hari pertama dan kedua, hanya degup jantung yang terasa berbeda. Hari ini, persisnya subuh tadi, terasa ulu hati seperti ditekan. Pada saat hal itu terjadi, ada bisik janggal dalam kepalaku. Jangan-jangan ini gejala kematian. Terus, aku membayangkan kalau aku mati dikubur di samping ibu ayahku. Tapi pikiran itu segera dihapus.  Orang mati mah tergantung kepada yang hidup,  dikubur dimanapun tidak harus jadi masalah.  Bayangan dikubur dekat ibu ayah, bayangan orang hidup. Kalau mati, tak ada bayangan apa-apa lagi (mungkin).

Terasanya jantung berdegup, terasanya nyerinya ulu hati, dan terasanya nyeri pada mata memberikan kesadaran bahwa Tuhan memberikan kesempurnaan kerja tubuh (pada bagian dalam). Betapa miskinnya kubersyukur pada kebaikan Tuhan yang memerintahkan  organ-organ tubuh terus bekerja tanpa lelah sesuai takdirnya.

Monday, May 21, 2018

Apapun ujiannya, hasilnya belum sesuai harapan

Senin, 21 Maret 2018 jatuh pada bulan Ramadan hari ke-5. Senin kali ini menjadi catatan tersendiri karena menjadi hari ke-1 penilaian akhir tahun. Penilaian akhir tahun sebelumnya dikenal sebagai ulangan kenaikan kelas. Walaupun istilahnya berbeda tapi efeknya sama, yakni para siswa harus melaksanakan tes yang mengukur kompetensi penguasaan materi ajar yang ditempuhnya.

Ujian semester genap ini menjadi fenomena yang menarik untuk dicermati karena ada dua ujian yang terjadi bersamaan. Pertama ujian lahir yakni bagi peserta ujian yang muslim, mereka sedang diuji secara lahir berupa menahan makan dan minum. Pun, secara lahir diuji kekuatan fisik untuk mampu mengerjakan soal diantara badai serangan rasa kantuk dan lemas. Kedua, secara batin, diuji pula kemurnian berpuasa dengan tidak melakukan tindakan tercela yang menyebabkan kesucian puasa rusak.

Ujian yang dilaksanakan salah satunya adalah pendidikan agama. Secara lahir, ujian dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan plus peraturan khusus pada saat ujian yang dibacakan sehingga bisa didengar semua peserta ujian. Peserta ujian dengan tertib memasuki dan meninggalkan ruangan segera setelah bel tanda masuk dibunyikan.

Kondisi di atas secara sekilas tidak menunjukkan pada satu kondisi khusus sehingga menjadi sebuah fenomena. Namun jika diamati dengan cermat, kita akan mempertanyakan karakter apa yang dianut anak bangsa ini.
Pertama, sepertinya tidak  berkorelasi antara kesucian menjaga ibadah puasa dengan tindakan tercela yang dilakukan pada saat ujian. Sebagai contoh, walaupun berpuasa, masih ada siswa yang melakukan hal tidak terpuji diantaranya: menanyakan jawaban pada peserta lain dengan menggunakan upaya sedemikian rupa sehingga dia beranggapan pengawas ujian tidak akan mengetahuinya, memperlihatkan jawaban kepada peserta lain walaupun sudah tahu hal itu melanggar peraturan peserra ujian, dan mencari cara agar bisa memperoleh jawaban dengan cara tidak sah.
Kedua, pelajaran agama nota bene mengajarkan kejujuran, memperoleh sesuatu dengan hak, membina diri untuk menghormati harga diri dengan tidak melakukan hal tercela. Melihat peserta ujian yang masih berjibaku mendapatkan jawaban secara tidak halal, dengan sendirinya kejujuran itu dicederai dan harga dirinya patut dipertanyakan.
Ketiga, pendidikan, dimanapun tempatnya,  rumah ataupun sekolah,  mengajarkan karakter positif.  Ketika muncul karakter negatif, keprihatinan muncul sekaligus menimbulkan tanya, harus bagaimana lagi pembinaan seharusnya  diberikan.

Bersamaan jatuhnya saat ujian dengan bulan Ramadan diharapkan membantu para peserta ujian lulus uji jasmani dan rohani sekaligus.
Melihat kejadian di atas, masih banyak yang harus dipikrkan dan digarap pada semester depan agar kondisi yang tidak diharpaakan tidak muncul kembali, dan karakter positif yang diidamkan terlihat diimplementasikan dalam kehidupan sehar-hari termasuk pada saat ujian.

Friday, May 18, 2018

Mati di negeri sendiri

Cianjur adalah kota kecil dengan jumlah mall hanya perlu satu jari untuk mewakilinya. Mall ini adalah satu-satunya mall yang memberikan mata kesempatan untuk membaca deretan judul-judul buku baru dan buku yang baru terbit. Kebahagiaan menikmati sinopsis buku harus dihapus karena  tempatnya berubah menjadi tempat yang membawa siapapun seolah tidak berada di Cianjur.

Seluruh bagian toko bertuliskan huruf-huruf asing, mungkin Taiwan,  mungkin Korea, mungkin Jepang. Pun, seluruh sudut tidak menyisakan seincipun untuk tulisan berbahasa Indonesia, apalagi bahasa Sunda. Yang masih mengingatkan bahwa toko itu masih di Cianjur adalah penjaga tokonya masih berbahasa Indonesia ketika diajak berbicara dalam bahasa Sunda!

Barang-barang yang dijual berfokus pada kebutuhan penghuni terbesar penduduk Cianjur,, yakni perempuan. Tas-tas lucu,  sepatu-sepatu imut, ,  sendal-sendal keren,  cermin-cermin cantik, pernak-pernik unik, semuanya berderet rapi dan  yang membuat jantung melonjak, harganya murah sekali. Untuk tas keren tempat hape harganya hanya 45k.

Berjibun anak gadis remaja menilik barang-barang lucu tapi murah tersebut.  Kasir kerepotan dengan antrian pembeli yang merdeka berkomentar.  'Asyik ga harus ke luar negeri,  di sini juga ada, harganya murah lagi,' katanya diikuti sedikit tawa kikik genit anak puber. 

Membludaknya pembeli barang impor dengan harga nan murah membuat pedagang tas lokal, sendal lokal, dompet lokal, dan pernak-pernik rambut buatan lokal mengurut dada. Bentuk lucu dan godaan merk barang luar negeri lebih menguatkan keputusan untuk menyokong produk luar negeri. Produk-produk lokal menjadi jajaran yang menghiasi toko namun miskin pengunjung,  apalagi pembeli. 

Produk lokal secara perlahan meregang nasib dan takdirnya di tengah serbuan barang impor sebagai efek pelaksanaan MEA. Kemampuan produk asing yang menyediakan barang-barang konsumtif dengan model dan disain trendy membuat produk lokal terpaksa minggir. 

Kota Cianjur yang begitu kecil telah dirambah produk impor dan kehadirannya langsung digandrungi menjadi penambah cepatnya wafat produk lokal Cianjur. Kesenangan menggunakan produk non dalam negeri atau anggapan produk luar pasti keren, menggenapi produk lokal masuk kuburan. 

Produk lokal tentu telah teruji kualitasnya. Sebagai contoh Geco, makanan lokal Cianjur yang sehat. Baru-baru ini, di Cianjur dibuka toko makanan dari Paman Sam, gambar seorang kakek berjanggut, berkibar di sepanjang jalan. Semua orang, termasuk yang tidak punya niat makan, mendadak belok kiri untuk sekadar mencicipi. Melihat kondisi ini, aman jika menyimpulkan bahwa minimnya promosi mengakibatkan produk lokal, dalam hal ini Geco tidak dikenal siapapun kecuali mereka yang berusia 50 tahun ke atas. 

Perlu bantuan semua pihak agar produk lokal tidak meregang nyawa di tanah sendiri.  Salah satunya adalah kesadaran untuk menggunakan produk lokal.dan bangga menggunkan produk buatan negara sendiri. 

Diakusi KCD Wil VI

Nama kegiatan: Diskusi Terpumpun
Tempat: SMK 4 Padalarang
Tema: Program Kerja
Jumlah peserta yang hadir 17 orang (guru dan pengawas)

Dalam pembukaan Pak Rahmat menyampaikan kronologi bagaimana akhirnya undangan ini terjadi. Diantaranya adalah rencana pembentukan Tim Pengembang Kurikulum di KCD Wil VI.

Garapan difokuskan pada:
1. Penyegaran kurikulum untuk: KS, Guru melalui MGMP.
(Harapan perspesi KS sama, demikian juga guru)
Materi penyegaran K13 diantaranya:
IHT untuk KS, ToT Ketua MGMP, IHT Guru Mapel melalui MGMP.
soal USBN direncanakan dibuat oleh sekolah masing2.
Menentukan  hari MGMP sebagai produk daro ToT MGMP.
Tot penyegaran K13, Ket MGMP akhir Mei atau awal Juni 2018
IHT KS 26-29 Juni 2018
IHT penyegaran K13 melalui MGMP 2-6 Juli 2018
Workshop Dok KTSP dan RKAS 2-6 Juli 2018
Penyiapan dokumen KTSP dan RKAS  9-13 Juli 2018
16 Juli hari pertama sekolah.

2. Persiapan kegiatan kesiswaan.
(Harapan pada lomba-lomba, siswa dari Wil VI masuk ke tingkat nasional, siswa yang berpotensi diinventarisir). Lomba mencakup:
OSN, O2SN, FLS2N, KKP, FIKSI, LKS, KEPAK, LDBI (Indonesia,  Ingris) Galaksi, Pasanggiri,  kegiatan eskul di satdik. Tim perlu menyusun Juknis dan Panduan pelaksanaan lomba.
Rencana kegiatan kesiswaan melalui pembinaan di MGMP, Raker walasek kesiswaan,  KMD bagi guru2 kerjasama dengan KwartirCab.

3. Melengkapi dokumen KTSP dan RKAS
(Harapan pada tahun ajaran baru KTSP dan RKAS telah selesai)
Raker TPK, workshop pembuatan KTSP (dokumen 1), workshop RKAS.

4. Penyiapan penilaian online untuk siswa SMA Terbuka dan SMK jarak jauh
(Harapan pada saat siswa melaksanakan latihan, siswa terkoneksi langsung dengan tutor).
Penyiapan aplikasi, membuat help desk di tingkat KCD, penilain online dengan android.

Badriah:
Penyusunan ToT @45 menit, 30JP
Materi tambahan bahan ajar dan penilaian
Materi WK Kur, Kesiswaan, dan Hubin

Pertanyaan yang tidak terucap:
Kekhasan KCD Wil 6: lomba untuk siswa dan untuk guru, pertemuan rutin MGMP dengan KCD dan pertemuan gabungan sewilayah, Gurpres, juara tetap perkabupaten
Garapan tahun ini, garapan bertahap (KMD). Antisipasi ketidakhadiran KS?

Hari kedua puasa

Pengajian Ramadan 2

Hari kemudian merupakan keniscayaan. Saat sang kakala ditiup maka semua yang hidup akan mati. Saar ditiup kedua kali, maka hidup kembali semua yang mati.

Manusia baik dan manusia dhalim ditempatkan di tempat berbeda.  Orang musyrik menyembah Allah tapi memiliki sekutu. Mereka dikumpulkan bersama sembahannya. Kemudian semua manusia melalui jalan untuk menuju tempat keputusan.  Istilah hari pembelasan memberikan kesan bahwa Allah tidak melakukan proses peradilan.  Mereka menuju ke tempat pembalasan dengan melalui jalan besar, bukan jalan kecil sekecil rambut dibelah tujuh. Jalan atau sirotol mustaqim merupakan jalan besar, jangan berusaha memahaminya sebagai metafor. Kita tidak paham , tidak tahu akan hal itu. Jalan itu ada, bagaimana adanya, kita tidak tahu. Kita sedikit mengetahuinya dengan bantuan penjelasan nabi.
Banyak jalan menuju neraka, banyak pula jalan menuju surga. Ada orang yang senang kebenaran,  dia sudah berada di jalan menuju surga.  jalan menuju neraka dibantu nafsu.

Di jalan tersebut ditanyakan: masa mudamu kau gunakan intuk apa, hartamu diperoleh dengan cara apa, ...., ......
Semua bungkam. Mereka tidak saling membela. Sebagian ada yang datang kepada temannya dan kemudian saling berbantahan padahal.di dujia mereka saling bantu dalam kejahatan.

Mengapa Allah menciptakan sesuatu yang baik dan yang buruk? Jawabannya banyak, dan tidak akan memuaskan. Ambil contoh,  kita sakit jadi tahu sehat. Untung ada setan, jadi tahu kebaikan. Imunisasi,  dimasukkan virus, buruk biasanya vurus ada dalam tubuh, untuk membuT tuhuh kebal.  Kejahatan itu tidak buruk, misalnya  gunung meletis, manfaarnya banyak kemudian.  Tidak ada yang datang dari Allab sesuatu yang buruk. Jangan menganggap Allah menurunkan sesuatu yang buruk, Allah sumber kebaikan. Mata manusia melihat sesuatu secara parsial, maka cepat memutuskan bahwa bencana itu buruk.

Thursday, May 17, 2018

Pengajian Ramadan 1

Manusia, malaikat, jin makhluk yang diciptakan Tuhan. Jin ada yang jahat dan baik, jin yang jahat disebut setan. Setan bukan hanya jin, manusia juga bisa juga. Jika durhaka, maka dia adalah setan.

Orang yang beriman hatinya dipenuhi cahaya bagaikan bintang-bintang yang bercahaya. Semua yang beriman pasti mendapat godaan. Cahaya itulah yang melontar semua yang buruk. Misalnya, seorang yang marah, jika dia beriman, dia akan berusaha mengusir ajakan setan.

Iman dan yang lainnya, manusia diberi fitrah dia percaya wujud Tuhan. Misalnya ada orangtua yang anaknya sakit, dia membawa pergi anaknya ke dokter, dokter berkata bahwa tidak ada harpaan. Hati orangtua ini mengatakan bahwa masih ada kuasa Tuhan. Suara hati ini ada pada setiap manusia. Namun karena hati dirongrong dosa, godaan maka tidak selalu hati mendengar suara cahaya.

Pengetahuan menjadi dasar untuk bisa mensyukuri semua kebaikan Tuhan. Ada 4 cara menurut AlQuran untuk bisa mensyukuri segala kebaikan Allah:
1. Pelajari dirimu, jika tahu bagaimana dirimu tersusun di dalamnya, maka akan tak henti kamu bersyukur atas segala hal luar biasa yabg ada pada dirimu.
2. Pelajari alam raya, jika paham alam raya dan seisinya maka akan lahir rasa syukur
3. Pelajari sejarah, orang-orang dulu memberikan contoh dan teladan, jika kamu cermati itu, maka kamu pasti tidak henti akan bisa bersyukur.
4. Ingat janji Tuhan, jika kamu baik maka Allah baik, bahagia hadir bukan karena kekayaan

Surat As Shafaat juga surat-surat lainnya ada yang memandangnya memiliki khasiat. Hal ini tidak shahih. Tugas kita bacalah Al Quran dan mintalah bantuan atau memohon kepada Allah.

Ikhtisar:
1. As Shafaat artinya orang yang berbaris rapi.
2. Allah melalui surat As Shafaat bersumpah tentang adanya keteraturan.
3. Allah menyukai keindahan, artinya hati manusia harus diisi nilai-nilai kebaikan sehingga menjadi cahaya yang menuntun pada kebaikan.
4. Allah juga menjaga keteraturan alam raya ini.

Wednesday, May 16, 2018

Ramadan tahzan

Ramadan tahun ini terasa gelap. Bukan karena pada saat akan tarawih tiba-tiba mati lampu diiringi  anak-anak menjerit takut gelap dan akhirnya tarawih sempat semrawut sesaat. Mati lampu tidak ada kaitan dengan gelap yang kurasakan. Gelapnya yang serasa mengintai dan membungkus sunyi awal Ramadan.

Gelap itu datang saat terlihat  rumah tak berbentuk.  Pada saat masuk, pintu hanya ditutup triplek dan tentu saja sulit untuk membuka pun menutup.  Pintu sebagai gerbang masuk rumah sudah begitu tidak nyaman, dengan sendirinya masuk ke dalam rumah pun akan tidaklah terlalu nyaman.

Saat kakimu menginjak lantai, belum apa-apa, matamu akan disambut tumpukan baju cucian yang menumpuk. Rumah ini banyak penghuninya tapi hanya satu orang yang bertanggungjawab atas semuanya. Mulai dari mencari uang, membeli makanan, mencuxi baju, menyeterika, menyapu, mencuci piring. Ketika satu orang ini keluar mencari nafkah, penghuni lainnya hanya menikmati saja. Tidan ada uang tinggal menyuruh meminjam ada harus ada. Tidak ada makanan, tinggal menyuruh membeli dan harus siap tinggal makan. Tidak ada baju beraih, tinggal nyuruh  mencuci, menyeterika, dan menyiapkan semuanya. Untunglah ada satu orang itu dalam rumah ini sehingga penghuni lainnya bisa menikmati hidup tanpa memikirkan tidak ada uang, tidak  ada makanan, tidak ada baju bersih, tidak ada sampah, semuanya menjadi beban si satu orang itu.

Kalau kamu terus masuk maka akan terlihat piring kotor bertumpuk dipenuhi lalat karena piring tersebut tidak dicuci lebih dari empat hari. Irisan lemon pada gelas telah berubah menjadi jamur yang mengeluarkan bau tak sedap. Meja penuh serakan gelas, piring, sampah, bungkus plastik, sangat menusuk ulu hati karena kamu tahu, satu orang itulah nanti yang harua mengerjakan semuanya.

Berat dengan kondisi dalam runah, kalau kamu mencoba keluar rumah, kamu akan melihat tanaman liar merambat kesegala arah. Kamu akan bingung harus menginjakkan kaki di mana. Kamu akan ikut merasa gelap, karena orang satu itu nanti yang harus membabat rumput, menyiram tanaman.
Kamu akan menyalahkan satu orang itu kenapa mau jadi teraniaya. Jawabannya adalah tanggung jawab dan konsekuensi atas pilihan.

Gelap terasa semakin pekat ketika kamu melihat kepala keluarga rumah ini datang langsung makan, piring kotor ditinggalkan begitu saja, dia malah duduk manis menikmati air teh panas.
Dia mengeluhkan lelah dan menentukan tidur sebagai jawaban..
Kelak ketika bangun, dia akan bercerita betapa dia dianggap berpotensi, cemerlang, logis, banyak ide. Kekalahan  di tahun mendatang jika yang diusahakan 700 hari ini tidak ada hasil, maka dia membesarkan dada dan berkata, " kekalahan tidak apa-apa, karena telah bertemu orang-orang hebat, menemukan banyak yang bisa diinventarisir,"

Ramadan tahun ini mungkin benar-benar semuanya telah berubah. Semoga saja kepala keluarga diberi kesadaran untuk melihat apa yang sejatinya seorang pemimpin rumah tangga lakukan, semoga Ramadan mengizinkan satu orang budak dalam rumah ini mengihirup sedikit bahagia 

Copy paste era

Today is last day of Rewah or a month before holy month for Moslem. After Rewah, all Moslem will practice fasting for a month endlessly.

This fasting month becomes a holy month for Moslem as it is believed that upon the completion of a month fasting, they are like reborn as people who has been purified and no sin.

As gadget becomes one of Moslem personal belonging lately. Welcoming the holy month feels a bit weird to me.  When gadget has not been around, a day before  fasting, my family would visit elders and brought them some cakes or foods to depict our gratitude that we are given a chance to pass another fasting month. This tradition causes me, as child, think that fasting month is not only a holy but  also a sacred month. No dare to say any words that may degrade the meaning of this holy month.

Now, welcoming holy month is not that solemn anymore. It is just like welcoming ordinary things that may appear any time in the daily life. For example, a friend congratulates for birthday, then hundred texts copy the congratulation. This action does not represent sincere. Read, copy, and leave.
Or, one announced that one of his family passed away. Then, a rext stated condolence appeared. Next, hundred copies of condolence text pop up and filled the screen. I am afraid it is not from their heart, but an action of a thunmd that is very skillful in doing copy paste.

When welcoming holy month by copy paste,  it becomes daily welcoming that meaningless except for lip service.  Worse part, the same card, the same words, the same video, are shared different people and different group using the sender name. We know very well that thise video  those card, those words are nit made by the sender.  Don't they feel ashamed of claiming what others made with their  name? Don't they think it is wise to welcome holy month by a purposeful lie. Lie of claiming the words, the card and the video is made by the sender. 

Perjudian Nasib Keluarga

Ketika kepala keluarga mencoba peruntungan dengan berharap mendapat pekerjaan 2 tahun dari  sekarang.  Dan sekarang (2 tahun) adalah waktu untuk berkorban untuk mendapatkan pekerjaan  tersebut, hal ini sangat berat untuk seluruh anggota keluarga.

Kepala keluarga sama sekali tidak berfungsi sebagai apapun karena seluruh waktunya habis untuk mengejar impian bekerja. Setiap hari tidak semenitpun waktu yang  tersisa untuk keluarga. Semuanya dihabiskan untuk mengejar pekerjaan yang kabarnya akan diperoleh 2 tahun dari sekarang.

Masalahnya menjadi berat karena selama dua tahun sekarang, seluruh biaya mengejar pekerjaan nanti tersebut, menghabiskan semua keuangan keluarga (yang jelas hanya diusahakan istri, dan uang itu untuk membiayai kuliah dan sekolah anaknya juga makan sekeluarga)

Keadaan menjadi lebih buruk ketika pekerjaan yang dua tahun diburu tersebut ibarat judi. Bisa saja tidak diperoleh dan tak ada jaminan pengembalian bagi waktu 2 tahun  yang terbuang, dan uang yang dipakai selama 2 tahun untuk meraihnya. Pemerolehan pekerjaan yang amat mahal lebih mahal dari harga kesabaran seorang istri yang membiayainya.

Sebagai bagian dari keluarga, menghitung hari menjadi satu-satunya penghiburan. Anggap 2 tahun untuk tiba kepada pekerjaan tersebut telah terkurangi hari ini.  Berapa lama 2 tahun? 365 hari x 2 tahun adalah 730 hari. Hari ini menjadi penantian pada hari ke 729.

Bayangkan masih berapa lama kondisi keluarga morat marit tanpa uang, karena seluruh uang digunakan untuk membayar pekerjaan yang akan datang 729 hari mendatang.  Yang mengerikan adalah ketika kepala keluarga berkata bahwa tidak apa-apa pekerjaan tersebut tidak diperoleh,  kita telah mendapatkan pengalaman.

Tuesday, May 15, 2018

Live your digital life

Gadget changes how we communicate with our close ones.

Once when we are at the same place we will share the same experiences and the same talk. It does not haopen when each of you talk to your own digital friends and family.  Your body may stay in the same spot but you communicate to people somewhere far far away.
The communindation is very silent.  You talk with your thumb and finger. Many topic at once as you talk to many different people at once. But of course, you do not talk using voice to the person who sit next to you.

It is digital era.

Monday, May 14, 2018

Different Focus

Graduation day becomes pivotal day for students who had spent three years in senior high. In this day their memories are invited to resee what they had done so that they become the person they are proud of today. The graduation day is opened by inviting audience to watch video that represent the journey of student in their three years in senior high.

First image shows building of the school then it is followed by image of new building of the school. For audience,  they long to see how the process of learning, not the change of facility from time to time.

If the picture captured what each of individual do from the first step in this school till this day, it may give a power to respect what has been done in three  years.  Capturing buldings won't help audience understand the improvement in term of way of thinking and solving problems' life. The chain of building pictures say nothing but depicting implicitly that school does not try to empower the students.

Three years is not a short time to save memories. The first time the students entered this school in 2015, they tried very hard to be accepted and mingled in the new place named senior high school. Many pictures the students save in that valnurable moments. Some may succeeded easily and store tons of pictures to be visited later when they leave the teenagers time.  Some others may hide tons pictures as well to be contemplated later when they have their courage back and learn new things from all unwelcomed situation.

The first six days in new school means different things to different students. The first 30 days of the first month teach different things to different students. Each and every day brings new things to students.  They learn to be themselves. When the graduation day is represented by a video that shows the changing of wall paint and its trivial decoration, it explicitly the absent of mindfulness  of adults who confess they know what the students had been through in their thousand days in senior high.

Many that can be shared through video so that the audience understand. Presenting video is only a small activity among agenda of farewell party that last for six hours.

Sunday, May 13, 2018

It is not my bussiness

The teachers and 12 graders are busy now. They are preparing for the farewell day tomorrow,  14 May 2018.

The WA grup of teacher announced that after graduation day, there will be a feast in Nurul restaurant to welcome first day of Ramadhan. But, other members said that it is better to repeat what they did last year: after graduation,  visit lbu Lilim, and end by eating together in Nurul. Ibu Lilim is a teacher who is sick but no doctor can cure it. As myths that is believed still standing,  she  hear and see something in her house, the sound is so real but nothing there. I think, it is psychological disturbance and need a doctor for it not a healer or clever man.
No one think that she should see mental health doctor or perhaps people are too afraid if one go that kind of doctor will be called 'crazy'

The activities after graduation becomes more complicated when a teacher mentioned Pak Dani who is not able to join the eating session. Then everybody reacts that this year everyone should help tidying the building used for graduation then go to Bu Lilim and end by going to eat. One teacher frustratingly said it is better not to make eating party. Many thoughts more chaos.

I myself busy handling lden who tries to get a job in Alfamart. He said that he had sent the application but the phone number is blocked. Phone number becomes problem lately. Informations Minister demands all civilian to register their phone number.

Another students also complain that they do not get the graduation invitation card. It means l must go to school and fetch the card, and meet the student in the graduation building.

At the same time Miracle is frustrating  writing an essay about teacher distribution. Meanwhile,  Yankie is occupied with dream being a legislative member. He listen to orator that provoke Prabowotl to be a president.

Saturday, May 12, 2018

Is today your birthday?

I am not a popular girl when l was at my first grade of my senior high. I can still remember how my existence at the class is considered meaningless.

That day, my friend named Ajat talked to me. It almost never happened that male students talked to me for any reason. My physical appearance becomes unaccepted as my left eye blind. I can undesrtand that.  Many of new students try to find a perfect friend, physically as the first list.

I usually sat alone or sometimes with a girl who was also not popular. I forgot her name. What l remember is that she has long straight hair, she is from southeren part of Cianjur which means villager. She was super shy, never talked.
I did not care much about having friend or not. I care more to my education and be successful student.  However,  l am not so smart comparing to rest member of the class. I sit in the middle rank amongst my friend,  25 out of 45. My physical condition and my sick eye drive me behind in studying.

Back to the day Ajat talked to me. He tried to make a conversation. I can see his uncomfortable when he is talking. I guess he is afraid being found that he talked to me, an unpopular and a freak.

I did not remember why the talk come to birthday. I said that today is my birthday. He looked very surprised.  How his stupid talk makes him owe to say happy birthday. I myself feel weird. Never in my life one asked my birthday. I am invisible.

The talk about my birthday end nowhere. He mever talks to me again. Perhaps he is afraid that whatever he said will owe him something in the end. I do not think about having more talk with him or another student. Inferior causes me want to talk to no one.

I remember this talk as l read a chapter that its title 'when is your birthday?'

You fee being ignored

I approached him.  He is busy with paper and cutter making a chest cover for dancer. He is an art teacher. He do a lot of things to show his creativity and talent in art, often times he forgets to teach and meet his students. He do things which are not his area such as coloring dust bin to kill his time during his teaching time. He loves doing what he wants, but not teaching.

Once he confeseed that he won't teach if the schedule isn't made as his will. I think his idea to have teaching schedule as he wants sound impossible to realise. There 100 teachers in this school and of course it is hard to facilitate him to have schedule as he thinks it is nice for him alone.
Since then, l always find him sitting in his desk doing cutting,  or telephoning. I said nothing as his temper is not easy to deal with.

Yesterday he talked to me about his feeling being left behind anf abandoned. He said perhaps that he is about to retire that's why no one asked him to do school activity.  He is a bit mad when he is not included into farewell committee. I said to him that perhaps everyone give him time to enjoy his last time at school (after years not teaching even he is at school).

This morning,  l found out that he complained the same issue in school group.  He said that he isn't asked to participate in farewell agenda as committee. I pounted his text.  Why he does not enjoy what he has and not bothering what is settled by others.

People have to understand that there is time when you are asked to just become a watcher. And enjoy that role nicely.

I learn English through reading

English is a foriegn language for me. My first engagement with English is when l was at junior high.  My three years at that school level donored nothing to my English.  I can say that l get nothing from my once -80 minutes meeting a week with my English teacher.  l understand nothing. I learn nothing.  Worse,  l do not even remember that there was English as my subject.

When l was at senior high,  l get English lesson too. Once my English teacher gave a book entitled  A short history if  the world. I barely understand what the book is about.  Every page that l tried to read, l found out that l did not understand almost 80% of what l read. This situation worsens as l do not read any book in English as that time magazine, books are very rare and expensive too.

Now, l live in a digital life. English is everywhere.  Digital book, digital story and many more.  However, still l have problem understanding the Jakarta Post,  an English Newspaper. I can measure that 40% of the text that l cannot understand.

Learning English in a country where you hear none of English used, read none of text in English, speak no words in English, sometimes it is frustrating.  It drives me to dream living in a country where English is its first language.  A year living there will make my English big different.
It is just a dream.

Following what is available, to learn English is by reading.  I try to read everyday. It takes around one to two hours per day. I do not read tje Jakarta post, as sometimes l find it difficult to digest the text and the newspaper also hard to find. I read what l can understand.

Reading what you can undestand help you to learn a foreign language. When you force yourself to read a piece of writing that 80% you don't understand it injuries your learning spirit. Now,  l read Wattpad. A digital book that provide many book written by beginner writer. The book mostly fiction, but it is fine. I understand about 90% what l read.

By reading what l understand,  l learn how native use words to support communication and share ideas.

It is not too late to learn.  I believe what l do now is a right method for my English. 

Your place is not here

A boy with red swelling eyes see me. He said that he feels being cornered by his own historian teacher. The teacher said that all white men are mean. All Christians are sinner and causes our country in a miserable situation. We must hate white men, Christian,  also all west people.

He said that he cannot bear the condition when the teacher is saying thosw things his eyes are all on him as if he is not  right to be in his class as he is a Christian. He does not understand wht religion and skin color can cause a nation in suffer. He had done nothing as he confess he has no power to do anything including making people to go to hell or paradise.

The teacher is like blaming him for being a Christ and go to this school. He does want to dissapear and hear that rubbish anymore. He said that he is helpless because he is a minority student and force to show no effort to defend hinself. He does not want to go to school.  Uet, what should he do if he doesn't go to school.

A week passes by, he stays at home. His parents asked him what's wrong, he said those things. His parents as teacher knows that in the lesson there is no teaching about hating white man or blaming for being a Christ. His parents talks to his homeroom teacher.  Unfortunately, the homeroom teacher jumps to a silly conclusion. The boy should move from this school. 
The parents feel confused why should his son leave the school not finding the fact what's wrong with the teacher. His son is not the only boy who feels offended and afraid, but other minorities students too.

The parents try to find for a solution and meet the principal.  The principal has the same decision as the homeroom teacher. They noy then moves.
This solution raises a question why a government school can not protect and nurture minority student?

The time is yours

My son wakes up early. He said that he has the last final semester test today. His school apllies five day school week, but today is an exception. This Saturday will be his only day that schools opens for test. School opens only till Friday.
He does not study, read, nor do activities that represent learning (reading or practicing lesson). His time is filled by game and maybe online chatting.

I myself have come to realize that this is my first day that l am home and the time is really mine. I am usually given time by the moderator or MC. He will say "time is yours" then l will have 2 to 3 hours for myself to speak to the audience.  It is my time, but my time is alloted by other.

I feel like flying as my time is really mine. I can use it without the control of the moderator. I can speak,  l can alos not speak, l can answer my own  question,  l can  listen  to my questions too.

For others, what l said above may sound funy. But for me, who always have time given by the MC or moderator, this time is so different. l always be borrowed time by the committee. During that borrowed time, my brain, my act,  my words are not for my purpose.

Now,  l feel a bit confused how to  spend my day when no schedule given.  I can say, l am used to being scheduled. Well, l can start using my own time with washing clothes, dishes,  cutting grass, and then conrinue reading My life with Write boys.

Mira is here this Saturday. She joins scout activities.  I think, she is trying to enjoy her teenage life by making frienda from all walk of life. Sometimes l am worried that she is trapped by modern but harmful life. I always tell myself that the world out there is dangerous and full of intrigue.

My husband is going to Bandung to join gathering party. He must be responsible for ten of man as audience for party big meeting. His leaving makes me learn new thing. In a party there is a kind of fake big mass meeting.  The people who gathered and yell the glory of a party is a setting and planned.

Time which is an expensive commodity for me becomes useless when l spend it only for analyzing what my husband  do with his time. Then, to make my time effective, now, l start cutting grass and at the samwme time let the washing machine spins.

Friday, May 11, 2018

Do you agree to be an author?

Many things can happen in a short time and it may change your life forever. A few hours ago l feel so helpless and brainless as my 'Cianjur Culture' writing failed to be candidate for students reading book.

I read a Wattpad novel 'My life with the Walter's Boys' written by a teenager named Ali. The novel is written in five years.  It is quite long eh? But the author has interesting pay for her long and hard work. Her Wattpad version is now invited into a book, a film, and a tv series. It is a dream that comes true for all author when their works can be acceptable in every platforms and meet heterogeneous audience.

Wattpad becomes my running field when l feel sad. Many young writers who try their luck there.  My eyes are still on Wattpad page when an email notification pop up. Subject "Becoming youthquake with local genius". My mind goes back to the time when l presented my research in University of Suryakencana Cianjur. I forget whether l gave my full paper or not. However, the title of my research curious me.

When l opened the email, it was from a digital publisher based in Singapore offers me to write a book based on my research range from 42 to 700 pages. I feel so overwhelmed.  How can my writing goes and be detected by OmniScriptum that dedicates to scientific works written in English. It says that their books are distributed worldwide through well known shops such as Amazon, Morebooks, Hachette. Is this real?

My mind cannot digest this fact. Slowly, l can feel  inconfident crawl in me. My ability in Enlish is just so so. My ability in writing is also average. I do not dare to say yes l agree to be OmniScriptum author for my writing ability is low.

In second and hour,  many that happen. I sometimes do not understand what time actually offers me. The rapid changing from one second to another causes me to juat stand still and do not know what to do.

How far have you explored?

He smiles when l saw him in the teacher's office. He is a new teacher who once always take a role as my substitute when l have a job outside the classroom. He got married at 6 May 2018 and l came to his wedding. People consider that we are very close (and l think it is quite right).

He talked about his luck. His said  many holiday occur when he needs time for his own personal business.  The last few weeks his lecturers took trip so he had time to prepare for his wedding.  He is a student of under graduate of UNJ. He continued his study as l told so. I encourage him to pursue S2 and become a lecturer, later. For now, teaching at SMA is needed for him to have a field of research.

The talk comes to his personal experience as less-a-week husband. He said that he has four houses to occupy. And now he chooses the house that is near to school, the house is from his wife parents, just made for her ( in my heart, l said, yes you are very lucky,  four houses are waiting to accupy days before you get married, me? l build a house, years, but it doesn't even close to finish).

"I feel still a bit confused when l woke up she is beside me, and she looks surprised too when she woke up we are in the same room,' he gave me an example. He added that he is inspired to teach his kiddos with telling stories literacy as his relative did.

The talks is postponed as a teacher throw a silly question between our conversation, "you, new married man, how far have you gone there?"
A laughter mushrooming in the room, l feel a bit confused, what the laughter is for, and why he should gave him that question.
The condition is going wild. Another male teacher said ,' see, his walking style is different now, ha ha ha'.
Another teacher added, 'you must want to go home now, many unfinish business with your new bride to settle'.
I feel embarrassed. Teacher as educated member society cannot be tolerable to state unacceptable joke. I want to lie that l hear those silly questions.

How far are you respecting your role as teacher?

Are you sick?

It has been a week my left eye is bleeding. I accept it as normal as l can because l realize that my artificial eye  ball will always brings problem for my eye lids. As the artificial eye ball has no oil as healthy-given eye ball, so l need to give articial tears. Again, artificial, as the name mentioned, is not a natural thing, articial tears always tear my nerve, artitical tears causes severe pain in my head. Meanwhile, mt eyelids will always hurt and bleed as it opens and closes slipping into the artificial dry eye ball  surface. Bleeding will happen anytime.

The pain does not stop me from working. So today l go to school to work. I met teachers, not so many, as l arrived at 8.10 (my students are given GO seminar so my class is occupied). As l predict, no body cares (or it is only my feeling, as l am so fragile lately,  'need attention given, and wanted to be recognized zzzz'). I entered the teacher's office and directly met Pak Dani when lbu Rina came and asked me 'how are you' l gave her a long explanation how my eye bleed. I am not sure if she understands or at least pretend to undesrtand and pretend to care as well.

Two ar three teachers ask the same question. I gave the same answer, it was so bored repeating explanation meanwhile the explanations itself  become an asnwer for lip service they give that l know well it is to glue social life. Then l end the chaos by focusing on document l should give to 12 MIPA 6. Nurul Siti, Naura, Alfira take their card.

In Indonesia we have what so called 'stale conversation' My conversation  l made this morning is realy stale and stinky too. Often times l feel that l am not welcomed in my job place. It is not a secret that when l am not around l become the gossip topic. It is just like when l heard they gossip another school  family member who is not around. Gossip is a filler for them, maybe.

Asking how are you is important for me. That question help me to believe that my existance is recognized. However, that question sounds bitter when the person you are asked and explained what happened but you didn't try to put her shoes in you.  It is very stale indeed.

One more thing, when you informed people that  you cannot go to work because you are sick. One of the response read 'l cannot say anything'
That response raises a question to me. Did l send a wrong message. Are you sick?

Teacher's office is unsafe

My head is filled with the plan that l must see Pak Dani, an art teacher who handles farewell card. He didn't provide farewell card as many as the sumber of the 12 MIPA student. A few days ago, M Azhar said that his card was not amongs the piling of cards and book report l laid on my desk.

As soon as l met Pak Dani, l asked him the card. He gave me the card with no addressee. I put the card on the pile, l tell myself l will write the addressee after l teach. I put the card for Azhar at the lowest pile and l leave the office room.

I see 10 MIPA 5 and 6 who are sitting down in hall to join GO seminar. I talked to Pak Hendra from GO about my son's plan to join GO. I gave him IDR 1.000.000. He said that the receipt will be given later.
We discussed about the role of teacher to help student to use etiquette when sending text or when posting things on Fb. I argue that the biography is being made anytime one posts something in mass media. 
My head said that my discussions partner did not like me talking too much as he must prepare his business in the hall. So l said goodbye to him and tell my student to collect their task later.

I return to teacher's office to check Alfira who will take SKHUN,  farewell card, and semester 6 book report. I found out that farewell card with bo addressee was not there. Who took it? What for? Why?

Card becomes one of things that lost in teachers office. A week ago, another teacher reported that her mobile phone was lost. Two weeks before, two teachers also reported that their mobile phone were lost. Teacher's room is not safe. Many belongings lost. 

Mourning Day

It was quite some time l sent my writing to a competition with a hope that l my name would be picked as one out 120 writers who writes for literacy book.

Today is the abm announcement day. I found my name wasn't stated there. It tore my heart. Is it because my writing low in quality? Is my writing not accepted by the competition committee? Many questions filled my head. This fact makes me reluctant to write another book to join a competition in ministerial of education. The theme is related to humans.

I imagine it will be more painful when again l fail and cause myself names me as one who has no ability im writing. My dream to be a writer ends.

Yet,  when l look back at the general experience.  Many people try more than once to gain what they want. I joined the competition once and l did not write seriously feels very frustrated to learn the fact that my writing is not categorized as nominee. I give up too easily.

Perhaps l must ask myself what l am looking for and search whether l do not satisfy with what l had reached so far. For some people, maybe, l must be a person who had many things to thank to. As l small teacher l could join many government activities and make me a little different from teachers in general.

Apart from all those reasons l wrote above and all logical things, this sad feeling is very real. I feel as if l have no tears that can depict my failure. I do not train myself to loose.  I always told myself to be strong and try my best.

Now, l only can swallow this bitter feeling alone.  I don't have any courage even to pronounce a sentence that tells my name is not on the list.
I must learn that perhaps l don't have a talent for writing l always think all these time.