Wednesday, April 29, 2020

Cultural Bumps

My perspective:
Once I went to a party held by my local regent. My American guest, Emma, came with me to attend it. Emma wanted to learn how a party held by the first man in my region look like and wanted to mingle with the locals.
As soon as we arrive at the party. All guests were asked to sit in a row of a chair to listen to ‘welcoming speech’ given by the regent himself. I took a seat in the back row. Emma asked me to sit at the front row where the seats were still empty. I said that as a layperson, it was violated unwritten rule practiced in my culture to sit in the first row. The first row of chairs was for important people, high rank administrative, and people with a particular label that she/he is not from laypeople category. Even though people are not categorized by caste, but we should know our position in society.

Emma’s perspective:
In America you can take a sit anywhere, the one who comes earlier may take the first row.

Saturday, April 18, 2020

Setanggi Timur

Resensi
Setanggi merupakan kata benda yang artinya kemenyan berbau wangi. Buku Setinggi Timur karya Amir Hamzah merupakan buku yang berisi kumpulan karya penulis dari Timur: Ajam, Arab, India,  Cina yang merupakan karya-karya yang amat harum. Seharum setanggi.
 Buku setanggi Timur walaupun jumlah halamannya tidak banyak, tetapi isinya sangatlah banyak. Karya-karya dari Timur yang luar biasa dianalisis dengan sangat cermat oleh Amir Hamzah. Sebagai contoh adalah karya yang datang dari India.

Pada pembahasan mengenai silsilah kenapa kitab Upanishad lahir. Diceritakan dalam kasta kaum ksatria timbulah angan-angan akan melepaskan diri dari kekangan kasta Brahmana dan membentuk pendirian hidup sendiri yang pantas pada mereka yang bangsawan dan bebas. Dan timbulah filsafat Upanishad yakni filsafat memberontak. Isi kitab Upanishad ialah bahwa dunia ini hanyalah maya, dan nyawa seseorang itu akan bersatu kelak dengan nyawa-dunia.

Pada buku ini dijelaskan pula bagaimana karya-karya besar lain muncul sesuai dengan zamannya titik termasuk dikisahkan pula bagaimana nasib orang-orang yang yang menciptakan karya-karya besar tersebut.

Ada kalimat menarik yang ditulis oleh Kung Fu Tse yaitu "tiada aku melahirkan barang sesuatu melainkan memperbaiki yang ada ada".
Kalimat di atas menjelaskan betapa luasnya serta betapa terbukanya cara pikir Kung Fu Tse. Karyanya yang begitu sempurna dianggap sebagai pedoman hidup bahkan di negara asalnya menjadi agama.

Yang menarik adalah juga simpulan yang ditulis dalam kitab Bhagawad Gita. Kitab yang dijadikan pedoman hidup orang India. Simpulannya sebagai berikut.
Siapkanlah kerjamu yang engkau kerjakan, sambil tiada engkau mengindahkan buahnya, dunia ini terlihat oleh kerja, melainkan bila ia ini di sudahkan sebagai korban, dari sebab itu lupakanlah upah kerja itu.

Simpulan tersebut menggambarkan bahwa manusia itu yang dilihat itu bagaimana cara dia bekerjanya. Dan manusia itu harus memperhitungkan cara dia bekerjanya bukan memperhitungkan hasil yang akan diperoleh.  dalam kehidupan manusia, kerja merupakan dasar dan Pondasi yang menyokong kehidupan itu sendiri. Jika ia tidak mau bekerja maka ia harus mati atau manusia harus sudahi kehidupanya.

Pada buku setanggi Timur di tuliskan pula pantun-pantun yang beredar di lima negara Timur. Termasuk dari Indonesia.

Bahasa yang digunakan pada buku setanggi Timur menggunakan bahasa yang sesuai dengan pada masa Amir Hamzah hidup. Penggunaan kosakatanya membuat pembaca harus memperkirakan dan menduga-duga kira-kira arti yang hendak disampaikan oleh penulis sesungguhnya apa. Terdapat banyak kosakata yang sekarang tidak lagi digunakan.
Jadi untuk dapat menikmati buku Setanggi Timur,  siapkan kamus bahasa Melayu.