Pages

Showing posts with label pelatihan. Show all posts
Showing posts with label pelatihan. Show all posts

Tuesday, July 7, 2020

Zoominar Malam

Work from home sudah terasa biasa.  Tidak banyak keluar rumah juga biasa. Satu hal lain yang menjadi biasa adalah mengikuti pelatihan dan seminar dari rumah. Ada yang menyebutnya webinar, zoominar,  Google meet, microsoft meet, skype. Para guru dapat meningkatkan kemampuan pedagogis dan akademis dari rumah.

Semula saya agak ragu mengikuti pelatihan dan seminar dari rumah.  Seolah ada sesuatu yang hilang. Seminar kan rame, bertemu banyak orang.  Seminar sendirian dan bertemu dengan orang- orang secara virtual,  tetap, bagi saya terasa berbeda.

Lama kelamaan,  saya menjadi terbiasa dengan Webinar dan zoominar. Banyaknya tawaran berwebinar dan berzoominar memberikan kesempatan pada saya untuk mendapatkan banyak pengalaman mengenai seluk dan beluk seminar online.

Sesekali saya berkesempatan menjadi panelis. Banyak kali saya menjadi peserta. Saya mengikuti webinar dan zoominar mumai dari yang diselenggarakan oleh personal meeting dengan peserta  hanya dua orang,  sampai yang  diselenggarakan oleh lembaga ternama dengan peserta dari seluruh dunia sekitar 4.500an peserta.
Keseruannya tentu masing-masing berbeda.

Kali ini saya mendapatkan hal yang lebih seru lagi. Saya sebutkan lebih seru karena pada saat ini saya ditawari menjadi pembicara. Yang seru adalah penyalahgunaannya pafa pukul 7.00. Saya mengira pukul 7.00 pagi. Ternyata pukul 7.00 malam!

Seperti apa  berzoominar  di malam hari? Saya belum bisa menceritakannya. Saya pernah berwebinar di subuh hari karena perbedaan waktu pihak penyelenggara dengan WIB. Apa rasanya? Ngantuk dan sedikit kurang konsen karena masih ngantuk. 

Nah  bagaimana dengan  zoominar setelah isya? Nanti diceritakan setelah mengalaminya ya. 

Friday, March 3, 2017

Fairfield Marriott bagiku

Marriot, nama yang rasanya pernah terdengar. Entah dimana, kapan, dan acara apa. Tapi pikiranku mengarahkan ke bom. Peristiwa pengeboman. Apa iya pernah ada kaitan antara pengeboman dengan Marriott.

Aku kali ini bersentuhan dengan nama Marriott. JW Marriott? Semula, Marriott  saja yang menjadi patokan. Oleh karenanya ketika turun pesawat ditawari Blue Bird diantar, aku sebut kata Marriott serta merta oh sekian ribu kata mereka kalau mau diantar ke nama Marriott, hotel.

Perjalanan menuju Marriott dalam pengalaman pertama menginjak Surabaya disuguhi pemandangan jalan macet karena akan menyambut kehadiran Wapres yang akan meresmikan salah satu Universitas berNU. Jalan dibuat "steril", dan jalan orang kebanyakan dibuat sesak. Di sisi kiri kanan jalan dihiasi warung,-warung, kios-kios , dan toko-toko, suasana yang sama ketika masuk ke kota besar untuk pertama kali seperti Medan.

Menelusuri sebuah kota untuk pertama kali, selalu memberikan kesan yang sama yakni tipikal kota sedang berkembang dimana gedung2 baru ramping pencakar langit tumbuh menjamur sedangkan di sekitarnya bangunan tua hampir reyot bertahan untuk berdiri. Kesenjangan yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin nyata terlihat nyata dari komposisi gedung ini.

Sambil menikmati Surabaya dengan bonus udara siangnya yang panas, sopir berbelok ke kiri. Terlihat gerbang nan megah, tertulis JW Marriott. Aku tertegun, untuk pelatihan guru, gerbangnya setinggi ini, gedungnya semegah ini. Ini pasti salah. Dan memang salah. Ketika kulihat di undangan, bukan JW Marriott tapi Fairfield Marriott.

Pelatihan pedagogik profesional guru biasanya pada hotel, namun tidak di hotel seperti JW Marriott.  Biasanya di tempat pelatihan2 yang disediakan oleh LPMP, dengan kamar sederhana, makan sederhana, dan bangunan sederhana. Bagi guru, tempat sangat sederhana sekalipun (tidak ada air untuk mandi, tidak ada nasi karena kehabisan) tidak pernah dipermasalahkan. Kemuliaan guru membuatnya menerima tanpa banyak keluhan, dianggap sebagai bagian dari penerapan pendidikan karakter.

Kembali ke Marriott, setelah yakin bahwa itu bukan Marriott yang dicari, supir Blue Bird putar balik stir dan menuju Marriott untuk guru. Marriott yang masih sekitar enam kilo meter lagi jauhnya. Hotel baru dibangun dengan kamar model minimalis, dan makan minimalis (banyak guru tidak kebagian makan karena keburu habis, padahal makannya ala porsi guru yang ingin terlihat langsing dengan mengurangi karbo).

Tiga malam di Fairfield Marriott, memberikan kesan mendalam. Kegiatan guru yang menuntut kinerja overtime (mulai pukul 7.30 selesai pukul 12 malam) memungkinkan untuk berkata "aku tidak ingat bagaimana rasanya tidur di Marriott, tidak pula ingat apakah sempat tidur.

Bagiku sendiri, Marriott mengenalkan pada guru dari wilayah timur Indonesia: Kupang, Bali, Malang. Pertemuan yang mengesankan karena bertemu guru2 pekerja keras yang siap memajukan anak bangsa.

Marriott menjadi tambahan spot tempat yang pernah aku kunjungi. Seperti halnya tempat lain yang pernah aku kunjungi, Marriott meninggalkan kesan tersendiri.