Badriah_Kelompok2_resensi hari ke-2 mandiri
1: Tiada Tuhan selain Keinginan
Oleh: Ranang Aji SP
https://lakonhidup.com/2018/02/11/tiada-tuhan-selain-keinginan/
Peresensi: Badriah
(1) Kutipan kata atau kalimat yang menarik dalam cerpen tsb;
Bukan pada bunga-bunga yang tumbuh di antara batu, tapi tubuhnya yang menyerupai kisah-kisah dalam angan-angan para penyair yang jatuh cinta. Setiap membayangkan tubuhnya aku seperti diteror oleh perasaan yang hanya bisa digambarkan oleh para pengutuk yang gemar mabuk dan lupa ingatan.
Tapi tawanya menghalangiku dan membuatku terhenti di persimpangan jalan, antara gelak tawanya dan keseriusanku untuk mengatakan sesuatu yang tak pernah disampaikan oleh angin pada rerumputan dan ranting-ranting pada dahan.
(2) Paragraf kunci dalam cerita;
Setelah perjumpaan yang menurutku mengesankan, aku juga berharap dia bisa merasakan hal yang sama, aku mulai suka bermimpi.
(3) Yang hendak disampaikan pencerita (menurut saya sebagai peresensi)
Bertemu gadis cantik kadang memabukkan, membuat lupa diri sehingga hidup seolah tak ada lagi tujuan selain keinginan untuk mendapatkan gadis itu saja.
(4) Pesan moral
Keinginan manusia sehebat apapun, sebesar apapaun tidak akan tercapai karena tidak semua impian manusia bisa jadi kenyataan. Ada saatnya impian kekal menjadi impian.
(5) Kritik untuk cerpen:
Bahasanya berbelit-belit, panjang-panjang per kalimatnya sehingga kadang perlu waktu untuk menemukan inti kalimatnya apa.
Inti cerita
Aku bertemu gadis cantik, si periang, Rose. Aku jatuh cinta padanya. Aku memimpikan mencarinya, dibawa ke berbagai impian aneh, termasuk disuruh melupakan Rose dengan seks. Kalau tidak menemukan cinta, seks bisa jadi hiburan. Akhirnya aku terbangun dengan badan pegal-pegal.
2: Suatu malam di rumah sakit
Oleh: Alif Bareizy
https://lakonhidup.com/2018/02/11/suatu-malam-di-rumah-sakit/
Peresensi: Badriah
(1) Kutipan kata atau kalimat yang menarik dalam cerpen tsb;
Kalau tidak terlalu lelah, seseorang tak akan tidur di bangku panjang kayu jati tua itu. Tidur dalam posisi terduduk pula. Tak menghabiskan ruang
(2) Paragraf kunci dalam cerita;
Uky tercekat, ingat anak muda yang melepas nyawa karena kebut-kebutan. Mungkin mereka yang lewat itu kumpulannya juga. Jelas kematian teman tak cukup menjadi pengingat bagi mereka. Dasar ABG labil!
(3) Yang hendak disampaikan pencerita (menurut saya sebagai peresensi)
Memaparkan suatu malam di rumah sakit kecil, dokter muda yang mendapati pasennya meninggal karena kebodohannya, geng motor.
(4) Pesan moral
Menjalani tugas sebagai dokter, atau tugas lain untuk menyenangkan orangtua, sering kesadaran itu muncul, justri setelah orangtua itu meninggal.
(5) Kritik untuk cerpen:
Mengulang frasa "remaja labil" mengisyaratkan penulis menilai karakter dengan istilah labil saja, padahal bisa menciptakan istilah lain agar cerita makin kaya makna.
No comments:
Post a Comment