Thursday, June 13, 2019

STEAM di SMA

Arief Husrin Maulani, M.Si

STEM masih belum tersosialisasikan secara merata di negeri Nusantara, sehingga ada yang masih asing dengannya. Di negara asalnya, Amerika,  STEM muncul sebagai respon terhadap pertumbuhan ekonomi datar yang tersaingi oleh China, kandidat pekerja belum terampil.

Berdasarkan alat ukur PISA pada bidang sains, Amerika memandang bahwa para siswa yang melek secara sains akan menjadi warga negara yang handal. Oleh karenanya ditawarkan pendidikan STEM yang lulusannya diserap dengan mudah dalam dunia kerja. Kelebihan para siswa yang belajar dengan STEM education adalah para siswa memiliki ketrampilan abad 21 yaitu creativity, collaboration, communications, research, problem solving, dan critical thinking.

Pembelajaran abad 21 memiliki tantangan baru bagi praksis pendidikan, yakni pembelajaran abad 21 harus mampu memotivasi dan menginspirasi siswa untuk memasuki profesi sains dan enjineering yang merupakan bidang kerja yang langsung menpanh ekonomi. Kedua, pembelajaran

Dengan memberikan STEM, maka siswa dapat menjawab tantangan teknologi,  memiliki kumci dalam kehidupan dan ekonomi, mendorong untuk meraih kesejahteraan,  meningkat kemahirannya dalam memahami saintifik, mendukung terjadinya transformasi proses pendidikan.

STEM diambil dari sains atau kajian tentang fenomena alam yang melibatkan observasi dan pengukuran. Enjinering yaitu pengetahuan dan keterampilan untuk mendesain dan mengkonstruksi mesin, peralatan,  sistem.

Pendidikan STEM menawarkan kesempatan kepada siswa untuk memahami dunia secara utuh, alih-alih mempelajari fenomena yang sepotong-sepotong.  Siswa yang belajar dengan STEM memiliki karakteristik positif.

No comments:

Post a Comment