Badriah_Kelompok2_resensi hari ke-3
1: Eva dalam dua cerita berbeda
Oleh: Fransiska Eka
Peresensi: Badriah
(1) Kutipan kata atau kalimat yang menarik dalam cerpen tsb;
Kau mengingat sosoknya sebagai bocah lelaki berusia enam tahun yang tak berkawan meski mengenal setiap jengkal kebun kopi angker seperti mengenali ruang-ruang dalam rumahnya sendiri. Juga, mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi.
Kau tahu, anak kecil kadang-kadang bisa mengecoh takdir, seperti Nabi Isa menciptakan burung dari tanah liat,
(2) Paragraf kunci dalam cerita;
Sang istri memiliki tanda lahir, dua ekor ular berpagutan, segaris dengan ruas tulang punggungnya, jantan dan betina. Tanda lahir itu tak menyukai si suami. Tak jarang si suami merasa tubuhnya dirayapi ular, atau ada sepasang ular yang tidur laiknya manusia di antara ia dan istrinya;
(3) Yang hendak disampaikan pencerita (menurut saya sebagai peresensi)
Dua sosok perempuan dengan tanda yang berbeda. Yang satu memiliki tanda lahir ular di punggungnya, yang satu mengecoh takdir agar dirinya tidak menikah dan neneknya tidak meninggal.
(4) Pesan moral
Takdir, sekalipun bisa diubah, memiliki konsekwensi yang tidak diduga.
(5) Kritik untuk cerpen:
Sulit dipahami. Keterkaitan antara kedua tokoh perempuan dan Eva pada judul tidak terjawab dengan membaca satu tamatan.
2: Kitab tipu muslihat
https://lakonhidup.com/2018/11/24/kitab-tipu-muslihat/6/
Oleh: Ida Fitri
Peresensi: Badriah
(1) Kutipan kata atau kalimat yang menarik dalam cerpen tsb;
Dongeng-dongeng yang keluar dari mulut Pak Beurahim menyusup ke dalam aliran darahku, menafkahi daging yang kemudian membentuk jaringan badaniah hingga aku menjadi dewasa.
(2) Paragraf kunci dalam cerita;
Yang hilang dari catatan para sejarawan terkemuka Kutaraja, yang gagal ditemukan Snouck Hurgronje—sekalipun dia telah bersusah payah untuk menyaru di dayah-dayah dengan menggunakan nama Abdul Ghaffar—yang bersampul dua puluh empat warna, yang beratnya harus diangkut seekor kerbau, sebuah kitab yang ingin kucatat ulang jika Tuhan menghendaki, dan hatiku tergerak untuk membocorkan sedikit isinya di sini.
(3) Yang hendak disampaikan pencerita (menurut saya sebagai peresensi)
Pengalaman masa sekolahnya memberikan ide untuk rajin belajar agar bisa menemukan kitab tipu muslihat yang diceritakan gurunya
(4) Pesan moral
Seorang guru memiliki cara yang cerdik untuk membuat siswanya mengakui kesalahan dan rajin belajar
(5) Kritik untuk cerpen:
Pertukaran tokoh aku, saya, kadang membuat pikiran menerka-nerka, siapa yang sedang bicara.
No comments:
Post a Comment